Macam-macam Pelanggaran dalam ETIKA BISNIS
Dalam dunia bisnis berbagai masalah etika bisnis yang terjadi,
diantaranya sebagai berikut:
Suap (Bribery),
Paksaan (Coercion), Penipuan (Deception), Pencurian (Theft), dan diskriminasi
tidak jelas (Unfair discrimination).
Adapun Faktor Penyebab
Perusahaan Tidak Menerapkan Etika Didalam Bisnisnya :
Berbagai
penyebab atau permasalahan etika bisnis di perusahaan dapat muncul dalam
berbagai macam alas an dan berbagai macam bentuk. Identifikasi terhadap
berbagai faktor yang umum ditemui sebagai penyebab munculnya penyebab atau
permasalahan etika di perusahaan, merupakan suatu langkah penting untuk
meminimalkan pengaruh penyebab atau masalah etika bisnis terhadap kinerja
perusahaan. Sedikitnya ada empat faktor yang pada umumnya menjadi penyebab
timbulnya masalah etika bisnis di perusahaan, yaitu Mengejar Keuntungan dan
Kepentingan Pribadi (Personal Gain and Selfish Interest), Tekanan Persaingan
Terhadap Laba Perusahaan (Competitive Pressure on Profits), Pertentangan antara
Tujuan Perusahaan dengan Perorangan (Business Goals versus Personal Values)
yang berikut akan diurai pengertian dari faktor-faktor penyebab timbulnya
masalah etika didalam bisnis pada sebuah perusahaan.
a. Mengejar Keuntungan
dan Kepentingan Pribadi (Personal Gain and Selfish Interest).
Sikap
serakah dapat mengakibatkan masalah etika bisnis. Perusahaan kadang-kadang
mempekerjakan karyawan yang memiliki nilai-nilai pribadi tidak layak. Para
pekerja ini akan menempatkan kepentingannya untuk memperoleh kekayaan melebihi
kepentingan lainnya meski pun dalam melakukan akumulasi kekayaan tersebut dia
merugikan pekerja lainnya, perusahaan, dan masyarakat.
b. Tekanan Persaingan
terhadap Laba Perusahaan (Competitive Pressure on profits)
Ketika perusahaan berada dalam situasi persaingan yang sangat keras, perusahaan sering kali terlibat dalam berbagai aktivitas bisnis yang tidak etis untuk melindungi tingkat proftabilitas mereka. Berbagai perusahaan makanan dan minuman di Indonesia di tengarai menggunakan bahan pewarna makanan dan minuman yang tidak aman untuk di konsumsi manusia tetapi harganya murah, agar mereka dapat menekan biaya produksi dan mendapatkan harga jual produk yang rendah. Bahkan industri makanan berani menggunakan formalin yang merupakan bahan pengawet mayat sebagai pengawet makanan.
Ketika perusahaan berada dalam situasi persaingan yang sangat keras, perusahaan sering kali terlibat dalam berbagai aktivitas bisnis yang tidak etis untuk melindungi tingkat proftabilitas mereka. Berbagai perusahaan makanan dan minuman di Indonesia di tengarai menggunakan bahan pewarna makanan dan minuman yang tidak aman untuk di konsumsi manusia tetapi harganya murah, agar mereka dapat menekan biaya produksi dan mendapatkan harga jual produk yang rendah. Bahkan industri makanan berani menggunakan formalin yang merupakan bahan pengawet mayat sebagai pengawet makanan.
c. Pertentangan antara
Nilai-Nilai Perusahaan dengan Perorangan (Business Goals versus Personal
Values)
Masalah
etika dapat pula muncul pada saat perusahaan hendak mencapai tujuan-tujuan
tertentu atau menggunakan metode-metode baru yang tidak dapat diterima oleh
para pekerjanya.
adapun Macam-Macam Contoh Pelanggaran Etika Bisnis lainnya yaitu :
1. Pelanggaran etika bisnis terhadap hukum
Sebuah
perusahaan X karena kondisi perusahaan yang pailit akhirnya memutuskan untuk
melakukan PHK kepada karyawannya. Namun dalam melakukan PHK itu, perusahaan
sama sekali tidak memberikan pesongan sebagaimana yang diatur dalam UU No.
13/2003 tentang Ketenagakerjaan.
Dalam kasus ini perusahaan x dapat dikatakan melanggar prinsip kepatuhan terhadap hukum.
2. Pelanggaran etika bisnis terhadap transparansi
Sebuah
Yayasan X menyelenggarakan pendidikan setingkat SMA. Pada tahun ajaran baru
sekolah mengenakan biaya sebesar Rp 500.000,- kepada setiap siswa baru.
Pungutan sekolah ini sama sekali tidak diinformasikan kepada mereka saat akan
mendaftar, sehingga setelah diterima mau tidak mau mereka harus membayar.
Disamping itu tidak ada informasi maupun penjelasan resmi tentang penggunaan
uang itu kepada wali murid. Setelah didesak oleh banyak pihak, Yayasan baru
memberikan informasi bahwa uang itu dipergunakan untuk pembelian seragam guru.
Dalam kasus ini, pihak Yayasan dan sekolah dapat dikategorikan melanggar
prinsip transparansi.
3. Pelanggaran etika bisnis terhadap prinsip kejujuran
Sebuah
perusahaan pengembang di Sleman membuat kesepakatan dengan sebuah perusahaan
kontraktor untuk membangun sebuah perumahan. Sesuai dengan kesepakatan pihak
pengembang memberikan spesifikasi bangunan kepada kontraktor. Namun dalam
pelaksanaannya, perusahaan kontraktor melakukan penurunan kualitas spesifikasi
bangunan tanpa sepengetahuan perusahaan pengembang. Selang beberapa bulan
kondisi bangunan sudah mengalami kerusakan serius. Dalam kasus ini pihak
perusahaan kontraktor dapat dikatakan telah melanggar prinsip kejujuran karena
tidak memenuhi spesifikasi bangunan yang telah disepakati bersama dengan
perusahaan pengembang
4. Pelanggaran etika bisnis terhadap prinsip empati
Seorang
nasabah, sebut saja X, dari perusahaan pembiayaan terlambat membayar angsuran
mobil sesuai tanggal jatuh tempo karena anaknya sakit parah. X sudah
memberitahukan kepada pihak perusahaan tentang keterlambatannya membayar
angsuran, namun tidak mendapatkan respon dari perusahaan. Beberapa minggu
setelah jatuh tempo pihak perusahaan langsung mendatangi X untuk menagih
angsuran dan mengancam akan mengambil mobil yang masih diangsur itu. Pihak
perusahaan menagih dengan cara yang tidak sopan dan melakukan tekanan
psikologis kepada nasabah. Dalam kasus ini kita dapat mengakategorikan pihak
perusahaan telah melakukan pelanggaran prinsip empati pada nasabah karena
sebenarnya pihak perusahaan dapat memberikan peringatan kepada nasabah itu
dengan cara yang bijak dan tepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar