Arigatou Gozaimashu

--Arigatou gozaimashu--

Air yang menjadi bersinar Karena di sinari sinar malamnyya bulan tengah membasahi pipiku dan wajahku. Nafas yang semakin singkat kurasakan dan langkah kakiku yang cepat semakin melemah membuat jantungku berdetak semakin cepat dan mulutku yang sudah terengah – engah karena dinginnya nafas dan singkatnya nafas yang kuambil tetap ku usahakan untuk mengeluarkan suara dengan sekencang mungkin agar ada siapa pun yang mendengar suara ku disini.
“ SIAPA – PUN …. TOLONG AKU !!!” kataku dengan sekuat tenaga dan berlari dengan kencang
“hey nona, kau tidak akan menemukan siapapun disini. Jadi kemarilah” kata dua orang laki – laki yang barada tepat di belakang ku dan berlari cukup kencang.
Aku pun menyeka air mata ku dan menutup kancing leherku dengan kerudungku yang sudah setengah berantakan dan meremasnya agar tidak terlihat siapa pun, tapi ku jaluri setiap lorong gang ini tidak ada siapa pun disini.
Sampai aku menikukkan jalur lariku kearah kanan dan menemukan sosok orang yang sedang berjalan menunduk di hadapan ku, aku pun berlari kearahnya dan berteriak sekuat mungkin.
“KUMOHON TOLONG AKU …!!!”
Lalu orang itu pun membalikkan badannya dan aku langsung menarik bajunya dan menyembunyi kan wajahku didadanya dengan menangis dan mengulangi kata terakhirku.
Lalu dua orang yang mengejar di belakang ku pun menghentikan langkah kakinya dan berkata “Bos!” kepada orang yang ku anggap akan menyelamatkanku. “kembalikan pada kami bos, biar kami yang urus” kata mereka berdua sambil tertawa
“kau pikir bisa kabur hah? Tidak ada siapa pun disini kau tau … hanya ada kami disini” kata salah satu dari dua orang di belakangku
Aku yang mendengar kata kata itu langsung ingin melepaskan pegangan ku pada orang itu dan ingin menjauhkan diriku kemudian berlari sekencang mungkin, tapi orang itu menahan kepalaku dengan tangannya yang kuat dan membuatku tetap dalam dekapannya.
“apa kalian tidak malu menyerang wanita yang suci seperti ini?” kata orang itu dengan tegas
“ta, tapi bos … kita kan tidak pedu …” kata salah satu dari dua orang itu dan terhenti karena gertakan orang itu.
“DASAR BODOH ..!!” kata orang itu setengah teriak “pulanglah, aku tidak ingin melihat kejadian seperti ini lagi” kata orang itu dengan nada yang melemah
Aku pun dengan lemah berkata “lepaskan aku … ku mohon …” katakusambil memukulnya dengan lemah dan bersedih di dalam hati yang paling dalam.
 “aku tidak akan melepaskan mu” kata orang itu
Lalu aku pun merasakan sendi kakiku di sentuh olehnya, aku pikir ini adalah akhir dari hidupku aku sudah tidak sanggup memberikan perlawanan lagi, aku sudah hampir merasa pingsan karena lemah nya jantungku dan sudah lama berlari, tapi ternyata badanku terngkat dan dengan perlahan aku membuka mataku dan melihat jelas wajah orang itu yang menatapku.
“tiba – tiba aku aku menemukan permata kecil yang cantik …” kata orang itu dan tersimpul senyuman yang membuat ku terkejut.
“a,apa yang …” kataku lemah dan tertahan karena dia memotong pembicaraan ku dengan menanyakan alamat rumah ku dan membawa ku pergi. Bukan, tepatnya menyelamatkanku pergi.
Dua orang yang berhenti di tempatnya sedari tadi hanya bisa melihat orang itu membawaku pergi, dan menekukkan wajahnya.
“sepertinya benar dia akan meninggalkan kita” kata salah satu dari mereka
“tapi bukankah dia memang dari awal sudah tidak tertarik?, cih. Lagi pula sepertinya kita tidak sengaja memberikan alasannya untuk pergi” balas salah satunya
“ini akan buruk baginya, tidak akan mudah kau tau kan?” kata salah satunya
“tentu saja.” Balas salah satunya

Setelah lama dia membawaku dan nafasku sudah teratur dan terlihat jalan yang ramai di hadapanku orang itu pun menurunkan ku. “maaf, tapi aku hanya antar sampai sini” katanya
“terima kasih!” kataku dengan berkali – kali menundukkan kepala ku sedalamnya bukti bahwa aku sangat berterima kasih padanya
“ohya,” katanya dan dia meraih kerudungku dan mengkesampingkan kea rah pundakku dan memberiku bros cantik kecil berbentuk bunga “setidaknya itu dapat membuatmu pantas berjalan di keramaian” katanya singkat dan langsung membalikkan badannya bermakhsud untuk pergi.
“ah, maaf tapi… boleh aku tau siapa nama mu dan nomor handphone mu? Aku akan mentraktir mu. Ba, bagaimana pun aku berhutang nyawa padamu” kata ku dengan bingung
Orang itu hanya menoleh kepadaku “namaku kuramata hiro, dan untuk nomor handphone bukankah kau tidak pantas bertanya itu? Lagi pula jangan berharao kita akan bertemu lagi, karna hanya kali ini aku menyelamatkanmu” kata nya padaku dan melanjutkan kepergiannya
Aku yang ingin sekali menahannya ketika itu, tetapi aku tidak dapat berkata apa – apa karena aku tertahan perasaan takutku yang baru saja kurasakan, dan membiarkannya pergi kembali menuju kegelapan di belakang sana. “kuramata hiro” kataku.

Setengah bulan kemudian
Perkenal kan nama ku Qurrota Aini dan sudah setengah bulan lewat setelah kejadian mengerikan tersebut terjadi padaku, biar kalian tau bahwa aku adalah orang Indonesia yang tinggal di Negara asing tepatnya di Negara yang memiliki khas pohon bunga yang sakura dan tepat! Itu adalah Negara Jepang. Aku berada disini karena perpindahan pekerjaan yang diakibatkan perkembangan ekonomi dalam Negara yang telah di selenggarakan pada tahun 2015, yaitu MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) atau AEC (Asean Economic Community) atau juga bisa disebut sebagai perdagangan bebas antar Negara yang termasuk dalam anggota ASEAN, perdagangan bebas itu dapat membuat barang, jasa, ataupun investasi untuk keluar masuk tanpa batas Negara, termasuk dalam hal tenaga kerja. oleh karna semua itu membuatku menjadi salah satu karyawan perusahaan di jepang. Setelah perpindahan pekerjaan ku di mulai dari Indonesia – Jepang aku-pun tinggal sendiri di apartemen yang kucari dekat dengan kantorku walaupun harga sewanya bertarif cukup mahal untuk orang seperti ku, tetapi disini banyak yang membuatku merasa aman karena cukup banyak orang yang seperti seperti ku, yaitu islam dan berkerudung.
Aku sudah mendapatkan 3 teman yang semuanya berada di lantai apartemen yang sama, mereka ada di sebelah kanan dan kiri kamarku, mereka sangat baik dan kadang mengajakku makan malam bersama dengan mereka bertiga. Aku mungkin masih belum terlalu ramah dengan keadaan di dalam Negara ini, terutama setelah penyambutan ku datang kesini adalah dengan kejadian sebulan setengah yang lalu itu sehingga membuatku sedikit pendiam dan menyendiri.
Kuramata hiro, seperti namanya dia selalu aku anggap sebagai Hero dalam kisah drama serial. Dia menyelamatkan ku walaupun dia adalah bos dari orang orang jahat, anehnya aku tidak takut padanya dan ingin berterima kasih sekali lagi padanya… walaupun hanya member sebatang coklat biasa, dan aku yakin bisa bertemu sekali lagi dengannya, pasti.
“kurota-chan, apa yang akan kamu lakukan akhir minggu ini?” Tanya salah satu temanku dengan bahasa jepangnya yang berlogat yaitu dia bernama anzai kazu, dia adalah salah satu teman apartemen ku juga dari sebelah kiriku, dia cantik dan berkerudung sama seperti ku hanya saja anzai kazu  adalah orang asli jepang yang menganut agama islam.
“seperti biasa aku akan di rumah.” Kataku dengan bosan
“kalau begitu ayo kita jalan-jalan akhir minggu ini, kita bisa pergi nonton film bersama dan bernyanyi di karoke bersama” kata Kazu
“tapi kazu-chan, aku sedikit trauma dengan film sebelumnya … lagipula kita harus menyelesaikan laporannya akhir minggu ini bukan?” kataku menghindar
“tenang saja, kita bisa lembur malam ini … jadi kita bisa bersiap untuk akhir minggu nanti, ayo laaaahh” kata kazu-chan “jadi ayo sekarang kita pergi ke café biasa dan makan siang … perut ku sudah lapar … ayo!” kata kazu-chan dan menarik ku menuju café yang dia makhsud, sambil aku ditarik kazu-chan menuju cafe aku melewati banyak orang melewati lintas jalan yang berlawanan arah, aku mencium bau yang sama dengan hiro, aku pun berhenti dan mencari punggung sang hero yang menyelamatkanku itu tetapi aku tidak menemukannya dimanapun. “kurota-chan, ayo …” kazu pun menarikku kembali menuju café tersebut.
‘Bagaimana – pun aku harus menemukannya … aku ingin berterima kasih padanya …’ kata ku dalam hati
Dari balik gang kecil ada hiro yang sedang menyembunyikan dirinya dan menatap qurrota berlari kearah berlawanan dengannya bersama kazu.
“sial, dia masih memakai nya … bros itu.” Kata hiro
Setelah aku pergi makan siang dengan kazu-chan di café biasa kami minum kopi dan makan siang, kami pun pergi mampir ke apartemen ku untuk mengambil berkas yang tertinggal di apartemen ku dan harus di selesaikan hari ini agar acara akhir minggu nanti bisa pergi bersama kazu-chan. Tapi ketika kami berada di lift dan sedang berjalan menuju kamar ku, kami bertemu dengan Asano Ei yang merupakan teman SMA nya kazu-chan dan tinggal bertetanggaan dengan kazu-chan atau tepatnya berada 2 apatemen dari sebelah kiriku, asano-kun terlihat sedang membawa berkas yang sangat banyak dan tidak membawanya dengan menggunakan tas, atau bahkan meminta tolong pada teman kantornya untuk membantu membawanya. Memang, asano-kun yang ku kenal adalah sosok laki-laki yang sedikit kikuk dalam hal apapun bahkan tentang perasaannya sendiri terhadap kazu-chan.
“Ei-chan! Sini biar ku bantu” kata kazu-chan langsung menghampiri asano-kun yang terlihat kesulitan
“kazu-chan? Tidak, tidak apa apa aku akan bawa sendiri …” kata asano-kun
“kalau begitu kenapa tidak memakai tas dasar bodoh.” Kata kazu-chan sambil memukul kepala asano-kun dan mengambil setengah bawaan asano-kun Lalu kazu-chan pun membalikkan badannya kearahku dan meminta maaf “maaf kurota-chan. Aku akan mengantar Ei-chan ke kantor nya … tidak apa-apa kan kau berangkat sendiri?” kata kazu-chan padaku
“ya … mau apalagi? Asano-kun lebih memerlukan bantuanmu, pergilah … biar nanti aku jelaskan juga pada bagian staf kalau kau akan telat” kataku
“terima kasih banyak kurota-chan, ayo Ei-chan!” kata kazu-chan dan pergi bersama asano untuk mengantarkan berkas itu ke kantor asano-kun yang jaraknya lumayan jauh dari kantor kami berdua.
Aku-pun memutarkan kepalaku kearah mereka berdua yang berjalan ber-iringan sambil membicarakan sesuatu yang tidak kudengar. Aku tau bahwa mereka saling menyukai, tapi asano-kun yang lamban dan tau hubungan mereka yang tidak bisa menyatu karena perbedaan agama membuat nya tidak percaya diri untuk menyatakan perasaannya sendiri pada kazu-chan, sedangkan kazu-chan sendiri yang hanya menunggu sampai keberanian asano datang, membuat masalah itu menjadikan hubungan mereka tidak maju-maju.
“perbedaan agama yaaaah. Susah juga” kataku dan pergi menuju kamarku

“AAARRGGKKK!!! Gue bisa gila kalau harus benar-benar lembur hari ini …” kataku dengan logat bahasa Indonesia ku ketika sedang berada di kantorku.
“kau baik-baik saja kurota?” kata kazu-chan yang melihat ku dari tempat kerjanya dan tidak mengerti apa yang aku bicarakan tadi (tentu saja -_-“)
“ah! Maaf, maaf, aku hanya bicara sendiri … aku baik-baik saja kok” kata ku dengan cengiran super
“ingat! Kita harus selesaikan hari ini! Dan juga hati-hati dengan logat bahasa negaramu itu, jika ada yang mendengar nya mereka akan merasa tidak nyaman.” Kata kazu-chan memperingatkanku
“aku tau, aku tau” kataku lalu melanjutkan pekerjaanku
Beberapa jam kemudian, setelah percakapan kami itu kazu-chan pun mendapatkan telepon dari seseorang dan pergi menjauh untuk tidak menganggu diriku atau-pun yang lainnya yang sedang lembur seperti kami berdua. Lalu setelah beberapa menit kemudian kazu pun kembali dan buru-buru membereskan barang-barangnya.
“ada apa kazu-chan?” Tanya ku padanya
“maaf kurota-chan. Aku harus pergi sekarang …  ibuku sedang sakit sekarang. Maaf yah” kata kazu-chan meminta maaf padaku
“oh, Begitu yah. Oke …” kata ku
“kalau begitu aku pergi dulu kurota-chan, bye” kata kazu-chan sambil berlari pergi
Aku pun berdiri dari kantorku “kirimkan salam ku untuk ibumu kazu-chan!! Semoga cepat sembuh, aku akan sempatkan menjenguk beliau!” kataku dengan nada yang agak tinggi
“okke!!” kata kazu-chan sambil berlari
Aku-pun melihat kazu yang pergi langsung teringat melihat jam berapa sekarang dan ketika aku lihat sudah jam 11 malam. “ohh tidak. Aku benci pulang malam-malam, sebaiknya aku juga harus cepat pulang” kataku dan merapihkan meja kantorku.
Setelah aku memakai pakaian dinginku, aku pun memutarkan kepalaku kearah kanan dan kiri depan kantorku, aku takut jika ada salah satu lampu jalan yang mati. Dan lagi pula aku harus pulang sendiri Karena kazu-chan yang tidak dapat pulang bersamaku.
“bagaimana-pun aku harus pulang malam ini, bismillah …” kataku dan melangkahkan kakiku satu langkah kedepan, sampai aku belum jauh dari kantorku tiba-tiba ada suara langkah kaki yang mendekat padaku dan memanggil namaku.
“kurota-chan!” kata seseorang di belakangku dan ketika ku melihat kebelakang ternyata adalah salah satu teman kantor ku yang aku-pun tidak tau namanya siapa
“ehm, siapa?” kataku sedikit bingung
“ih, jahat sekali kau tidak kenal rekan kerjamu sendiri” kata laki-laki itu
“ahaha, maaf, maaf, bukan itu makhsudku … aku mengenalmu tapi aku tidak tau nama-mu” kataku
“apa-apaan seperti itu, nama itu penting tau” kata laki-laki itu “ohya, yang lebih penting kau mau pulang sekarang?” Tanya nya
“ya, aku mau pulang” kataku
“ayo pulang bersama, kita satu arah kok” kata laki-laki itu
“oh, kalau begitu aku tertolong. Aku takut jalan pulang sendiri … terima kasih banyak” kataku sambil menundukkan kepalaku
“ah tidak … itu hanya tugasku sebagai laki-laki lagipula aku selalu melihat mu pulang dengan kazu-chan dan sepertinya kau kesulitan untuk pulang sendiri malam-malam” kata laki-laki itu
“ahaha, kau memang baik … ayo jalan.” Kataku
Aku dan laki-laki itu pun jalan menuju pulang bersama, dan sambil membicarakan apa yang menurutnya bagus. Aku pun menjadi mengetahui namanya yang ternyata dia bernama Junnosuke Higuchi dari bagian dokumentasi dan sudah bekerja cukup lama di kantor tersebut, aku memang tidak asing melihat wajahnya yang selalu ceria dan agak rebut ketika di kantor, tapi aku tidak pernah bicara sekalipun dengannya bahkan untuk minum kopi-pun aku tidak pernah bicara dengannya.
“kau ingat kita pernah bertemu??” Tanya junnosuke-kun padaku
“hah? Apa benar?? Aku tidak pernah bicara dengan mu seingat ku” tanyaku
“waktu itu kau sedang di kereta ingat? Aku melihat mu sedang sibuk merapihkan kerudungmu yang agak berantakan” kata junnosuke-kun
“ah! Itu … yang membantu ku mengambil bros ku yang terjatuh itu?” kataku
“kau ingat?” Tanya junnosuke-kun
“ya tentu saja, hanya saja …” kataku tertahan sambil melihat junnosuke-kun dari atas sampai bawah
“ada apa?” Tanya junnosuke-kun
“waktu itu kau terlihat lebih keren dibandingkan sekarang kau lebih … rapih.” Kataku
“benarkah?” Tanya junnosuke-kun lalu menggaruk kepalanya karna malu “waktu itu aku habis kencan dengan pacarku, jadi aku merubah penampilanku untuknya” kata junnosuke-kun
“haha. Kau memang laki-laki yang baik!” kataku lalu menyikut lengannya dan junnosuke-kun terlihat malu dengan menggarukkan kepalanya seperti laki-laki jepang pada umumnya, saat itu aku pun teringat bahwa pertemuanku dengan junnosuke-kun sebenarnya adalah setelah pertemuan terakhir kali ku dengan hiro dan saat itu aku masih lemas dan berdebar karena kejadian yang baru kualami.
“ohya, waktu itu juga kau terlihat sangat berantakan kurota-chan, berbeda sekali dengan sekarang yang terlihat cantik” kata junnosuke-kun
“hahaha, kau ini… kalau boleh jujur waktu itu aku habis dari sekitar komplek c dan ketika itu aku harus mengembalikan dokumen pada bos hiruka-san, tapi ditengah jalan pulang aku diserang oleh dua orang laki-laki jahat dan hampir melakukan sesuatu padaku” kata ku
“lalu? Apa yang terjadi?” potong junnosuke dengan raut wajah yang cemas “ah! Tapi kau tidak perlu ceritakan padaku jika itu membuatmu sedih”
“seperti yang diharapkan oleh junnosuke kau baik sekali, tapi tidak apa apa kok!” kataku
Dan saat itu aku pun bercerita dengan junnosuke-kun tentang apa yang terjadi padaku dan orang yang telah menyelamatkanku itu, saat junnosuke-kun mendengar semua ceritaku dia memang sering mendengar kisah jahat yang banyak terjadi di sekitar kota itu apalagi ketika malam hari, bahkan dia pernah mendengar bahwa ada sindikat jelas yang tersembunyi di kota tersebut, sampai di percakapan itu kami pun sampai pada persimpangan jalan yang berbeda jalan dengan junnosuke-kun, junnosuke-kun menawarkan akan megantarku sampai ke apaertemen, tapi aku menolak karna dari persimpangan itu sudah dekat sampai ke apartemen ku, bahkan apartemen nya saja sudah terlihat oleh mataku. Lalu kami-pun berpisah disana.
“junnosuke-kun yah … dia pria yang baaa..” kataku sendiri sampai tiba-tiba ada yang membekapku dari belakang dan menyeretku ke gang kecil di samping apartemenku. Aku melihat siapa yang membekapku tapi tidak terlihat karna dia memakai topi hitam dan menundukkan wajahnya, orang itu pun mengangkat tangannya dan menyentuh kerudungku, saat aku sadar ternyata dia hanya mengambil bros ku yang berasal dari hiro dan melepaskan ku lalu pergi.
Jantungku tak berhenti berdetak, tapi bros itu … bros itu dari orang yang berharga bagiku, aku pun berlari kearah laki-laki itu dan menarik jaket nya.
“kumohon jangan ambil bros itu! Kembalikan!” kataku dengan nada yang cukup tinggi tapi laki-laki itu tidak bergerak sedikit-pun “tolong kembalikan itu … itu benda yang berharga bagiku …! Kumohon, jika tidak ada itu aku tidak bisa menemukannya” kataku sambil memohon
Lalu orang itu-pun bergerak dan memojokkanku pada tembok gang tersebut dengan menggengam kedua tanganku agar tidak dapat bergerak. Jantungku pun berdetak sangat keras tidak tau apa yang akan dilakukan oleh orang tersebut, tapi aku memang sangat konyol karena aku memohon pada penjahat yang akan menjahati ku hanya demi sebuah bros yang belum tentu menunjukkan ku pada sosok kuramat hiro itu.
“apa kau tidak takut meminta seorang penjahat hanya demi sebuah bros? HAH?!” kata laki-laki itu dengan nada yang sangat tinggi
Aku-pun menangis dan tidak tau harus mengatakan apa, aku hanya bisa berdoa dalam hati agar tidak terjadi apapun pada diriku,
“cih! Buka matamu bodoh!” kata laki-laki itu, tapi aku tidak berani menatap laki-laki itu sama sekali dan hanya bisa menggerakkan kepalaku ke kanan dan kiri, lalu aku merasakan bahwa laki-laki itu melepas gengamannya pada tanganku dan kurasakan tangan yang menjalar di pipi ku, aku memberontakan badan ku seluruhnya lalu laki-laki itu menarik badanku ke arahnya dan memelukku erat. “buka matamu bodoh, apa yang kau lakukan sampai memohon pada penjahat seperti ini” kata laki-laki itu
aku-pun mendorong pelan laki-laki itu dan melihat apa yang aku lihat dihadapanku, dan ternyata dia adalah Kuramata Hiro-kun benar! Dia kuramata hiro-kun aku tidak salah lagi.
“hiro-kun? Ah tidak… kuramata-kun?” kataku sambil menggelengkan kepalaku “lalu, bagaimana ini? Aku harus berterima kasih padamu, bagaimana kalau kita makan? Ah.. tidak, ini sudah malam, lalu bagaimana kalau … aku belikan mu sesuatu. Kau mau apa? Dompet? Tas? Atau sesuatu yang kau inginkan? Atau … adakah yang kau inginkan???” kataku tanpa henti dan sedikit panik
“aku ingin kau.” Kata hiro-kun sambil menyentuh pipiku
“A,a,maaf?” kataku dengan sangat kaget.
“aku ingin kau menjauhiku dan jangan mencariku kembali, lupakan soal kejadian itu, lupakan bros yang kuberi dan lupakan soal apapun yang berhubungan denganku. Itu yang kuinginkan” kata kuramata-kun sambil tersenyum
“apa itu benar keinginanmu?” tanyaku sambil menatapnya dengan cemas, apa yang terjadi? Kenapa aku harus melupakan orang yang menyalamatkanku? Bukankah itu rasa terima kasih yang benar “ah, tidak … aku tidak akan melupakanmu, tapi aku tidak akan mencarimu apa itu cukup? Bukankah itu cara berterima kasih yang benar? Tidak melupakan kebaikan yang telah kau buat?” kataku
Hiro-pun menggelengkan kepalanya ke kanan dan kiri, “tidak. Tapi aku tidak akan memaksamu untuk tidak melupakan kebaikan itu. Karna aku hanya ingin kau menjauhi hal-hal yang berhubungan denganku, lakukanlah segala sesuatunya seperti biasa dan jangan mencariku, melihatku dan jangan mendekatiku ketika kau melihatku, mengerti?” kata hiro-kun
Aku-pun mengayunkan kepalaku keatas dan kebawah, tanda bahwa aku mengerti apa yang dia bicarakan dan akan melaksanakan apa yang dia  katakan tadi, setelah aku menerima semua yang dia katakan ketika itu aku melihat matanya yang menyempit dan terlihat kosong, apa itu sedih? Kataku dalam hati, apa yang terjadi di dalam hatinya? Apa dia hanya ingin melindungiku? Dari apa? Bukankah dia adalah ketua dari teman-temannya? Setelah aku memikirkan banyak pertanyaan di otak ku aku menerima satu pelukan yang kurasa pelukan akhir dari hiro-kun sampai dia pergi meninggalkanku dan tidak menemuiku lagi.
“kurasa cukup. Kau tau … kalau bisa aku ingin menjadi baik seperti dirimu, hanya saja itu tidak mudah bagiku. jah” kata akhir hiro-kun dan pergi meninggalkanku sendiri di tempat itu, waktu itu.

Bersambung?
the guns beside me

CLUE :
Bisakah aku kembali ke saat itu? Saat aku seharusnya tidak menerima semua keinginannya itu?
Karena semua nya sama saja terjadi pada hari ini. Aku berada disini, di tengah orang-orang ini …



ALFZHINUR

Tidak ada komentar: