--Arigatou gozaimashu--
Air yang
menjadi bersinar Karena di sinari sinar malamnyya bulan tengah membasahi pipiku
dan wajahku. Nafas yang semakin singkat kurasakan dan langkah kakiku yang cepat
semakin melemah membuat jantungku berdetak semakin cepat dan mulutku yang sudah
terengah – engah karena dinginnya nafas dan singkatnya nafas yang kuambil tetap
ku usahakan untuk mengeluarkan suara dengan sekencang mungkin agar ada siapa
pun yang mendengar suara ku disini.
“ SIAPA – PUN
…. TOLONG AKU !!!” kataku dengan sekuat tenaga dan berlari dengan kencang
“hey nona, kau
tidak akan menemukan siapapun disini. Jadi kemarilah” kata dua orang laki –
laki yang barada tepat di belakang ku dan berlari cukup kencang.
Aku pun
menyeka air mata ku dan menutup kancing leherku dengan kerudungku yang sudah
setengah berantakan dan meremasnya agar tidak terlihat siapa pun, tapi ku
jaluri setiap lorong gang ini tidak ada siapa pun disini.
Sampai aku
menikukkan jalur lariku kearah kanan dan menemukan sosok orang yang sedang
berjalan menunduk di hadapan ku, aku pun berlari kearahnya dan berteriak sekuat
mungkin.
“KUMOHON
TOLONG AKU …!!!”
Lalu orang itu
pun membalikkan badannya dan aku langsung menarik bajunya dan menyembunyi kan
wajahku didadanya dengan menangis dan mengulangi kata terakhirku.
Lalu dua orang
yang mengejar di belakang ku pun menghentikan langkah kakinya dan berkata
“Bos!” kepada orang yang ku anggap akan menyelamatkanku. “kembalikan pada kami
bos, biar kami yang urus” kata mereka berdua sambil tertawa
“kau pikir
bisa kabur hah? Tidak ada siapa pun disini kau tau … hanya ada kami disini”
kata salah satu dari dua orang di belakangku
Aku yang
mendengar kata kata itu langsung ingin melepaskan pegangan ku pada orang itu
dan ingin menjauhkan diriku kemudian berlari sekencang mungkin, tapi orang itu
menahan kepalaku dengan tangannya yang kuat dan membuatku tetap dalam
dekapannya.
“apa kalian
tidak malu menyerang wanita yang suci seperti ini?” kata orang itu dengan tegas
“ta, tapi bos
… kita kan tidak pedu …” kata salah satu dari dua orang itu dan terhenti karena
gertakan orang itu.
“DASAR BODOH
..!!” kata orang itu setengah teriak “pulanglah, aku tidak ingin melihat
kejadian seperti ini lagi” kata orang itu dengan nada yang melemah
Aku pun dengan
lemah berkata “lepaskan aku … ku mohon …” katakusambil memukulnya dengan lemah
dan bersedih di dalam hati yang paling dalam.
“aku tidak akan melepaskan mu” kata orang itu
Lalu aku pun
merasakan sendi kakiku di sentuh olehnya, aku pikir ini adalah akhir dari
hidupku aku sudah tidak sanggup memberikan perlawanan lagi, aku sudah hampir
merasa pingsan karena lemah nya jantungku dan sudah lama berlari, tapi ternyata
badanku terngkat dan dengan perlahan aku membuka mataku dan melihat jelas wajah
orang itu yang menatapku.
“tiba – tiba
aku aku menemukan permata kecil yang cantik …” kata orang itu dan tersimpul
senyuman yang membuat ku terkejut.
“a,apa yang …”
kataku lemah dan tertahan karena dia memotong pembicaraan ku dengan menanyakan
alamat rumah ku dan membawa ku pergi. Bukan, tepatnya menyelamatkanku pergi.
Dua orang yang
berhenti di tempatnya sedari tadi hanya bisa melihat orang itu membawaku pergi,
dan menekukkan wajahnya.
“sepertinya
benar dia akan meninggalkan kita” kata salah satu dari mereka
“tapi bukankah
dia memang dari awal sudah tidak tertarik?, cih. Lagi pula sepertinya kita
tidak sengaja memberikan alasannya untuk pergi” balas salah satunya
“ini akan
buruk baginya, tidak akan mudah kau tau kan?” kata salah satunya
“tentu saja.”
Balas salah satunya
Setelah lama
dia membawaku dan nafasku sudah teratur dan terlihat jalan yang ramai di
hadapanku orang itu pun menurunkan ku. “maaf, tapi aku hanya antar sampai sini”
katanya
“terima
kasih!” kataku dengan berkali – kali menundukkan kepala ku sedalamnya bukti
bahwa aku sangat berterima kasih padanya
“ohya,”
katanya dan dia meraih kerudungku dan mengkesampingkan kea rah pundakku dan
memberiku bros cantik kecil berbentuk bunga “setidaknya itu dapat membuatmu
pantas berjalan di keramaian” katanya singkat dan langsung membalikkan badannya
bermakhsud untuk pergi.
“ah, maaf
tapi… boleh aku tau siapa nama mu dan nomor handphone mu? Aku akan mentraktir
mu. Ba, bagaimana pun aku berhutang nyawa padamu” kata ku dengan bingung
Orang itu
hanya menoleh kepadaku “namaku kuramata hiro, dan untuk nomor handphone
bukankah kau tidak pantas bertanya itu? Lagi pula jangan berharao kita akan
bertemu lagi, karna hanya kali ini aku menyelamatkanmu” kata nya padaku dan
melanjutkan kepergiannya
Aku
yang ingin sekali menahannya ketika itu, tetapi aku tidak dapat berkata apa –
apa karena aku tertahan perasaan takutku yang baru saja kurasakan, dan
membiarkannya pergi kembali menuju kegelapan di belakang sana. “kuramata hiro”
kataku.
Setengah bulan kemudian
Perkenal kan
nama ku Qurrota Aini dan sudah setengah bulan lewat setelah kejadian mengerikan
tersebut terjadi padaku, biar kalian tau bahwa aku adalah orang Indonesia yang
tinggal di Negara asing tepatnya di Negara yang memiliki khas pohon bunga yang sakura
dan tepat! Itu adalah Negara Jepang. Aku berada disini karena perpindahan pekerjaan
yang diakibatkan perkembangan ekonomi dalam Negara yang telah di selenggarakan
pada tahun 2015, yaitu MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) atau AEC (Asean Economic
Community) atau juga bisa disebut sebagai perdagangan bebas antar Negara yang
termasuk dalam anggota ASEAN, perdagangan bebas itu dapat membuat barang, jasa,
ataupun investasi untuk keluar masuk tanpa batas Negara, termasuk dalam hal tenaga
kerja. oleh karna semua itu membuatku menjadi salah satu karyawan perusahaan di
jepang. Setelah perpindahan pekerjaan ku di mulai dari Indonesia – Jepang aku-pun
tinggal sendiri di apartemen yang kucari dekat dengan kantorku walaupun harga
sewanya bertarif cukup mahal untuk orang seperti ku, tetapi disini banyak yang
membuatku merasa aman karena cukup banyak orang yang seperti seperti ku, yaitu
islam dan berkerudung.
Aku sudah
mendapatkan 3 teman yang semuanya berada di lantai apartemen yang sama, mereka
ada di sebelah kanan dan kiri kamarku, mereka sangat baik dan kadang mengajakku
makan malam bersama dengan mereka bertiga. Aku mungkin masih belum terlalu
ramah dengan keadaan di dalam Negara ini, terutama setelah penyambutan ku
datang kesini adalah dengan kejadian sebulan setengah yang lalu itu sehingga
membuatku sedikit pendiam dan menyendiri.
Kuramata hiro,
seperti namanya dia selalu aku anggap sebagai Hero dalam kisah drama serial.
Dia menyelamatkan ku walaupun dia adalah bos dari orang orang jahat, anehnya aku
tidak takut padanya dan ingin berterima kasih sekali lagi padanya… walaupun
hanya member sebatang coklat biasa, dan aku yakin bisa bertemu sekali lagi
dengannya, pasti.
“kurota-chan,
apa yang akan kamu lakukan akhir minggu ini?” Tanya salah satu temanku dengan
bahasa jepangnya yang berlogat yaitu dia bernama anzai kazu, dia adalah salah
satu teman apartemen ku juga dari sebelah kiriku, dia cantik dan berkerudung
sama seperti ku hanya saja anzai kazu adalah orang asli jepang yang menganut agama
islam.
“seperti biasa
aku akan di rumah.” Kataku dengan bosan
“kalau begitu
ayo kita jalan-jalan akhir minggu ini, kita bisa pergi nonton film bersama dan
bernyanyi di karoke bersama” kata Kazu
“tapi
kazu-chan, aku sedikit trauma dengan film sebelumnya … lagipula kita harus
menyelesaikan laporannya akhir minggu ini bukan?” kataku menghindar
“tenang saja,
kita bisa lembur malam ini … jadi kita bisa bersiap untuk akhir minggu nanti,
ayo laaaahh” kata kazu-chan “jadi ayo sekarang kita pergi ke café biasa dan
makan siang … perut ku sudah lapar … ayo!” kata kazu-chan dan menarik ku menuju
café yang dia makhsud, sambil aku ditarik kazu-chan menuju cafe aku melewati
banyak orang melewati lintas jalan yang berlawanan arah, aku mencium bau yang
sama dengan hiro, aku pun berhenti dan mencari punggung sang hero yang
menyelamatkanku itu tetapi aku tidak menemukannya dimanapun. “kurota-chan, ayo
…” kazu pun menarikku kembali menuju café tersebut.
‘Bagaimana – pun aku harus menemukannya …
aku ingin berterima kasih padanya …’ kata ku dalam hati
Dari balik
gang kecil ada hiro yang sedang menyembunyikan dirinya dan menatap qurrota
berlari kearah berlawanan dengannya bersama kazu.
“sial, dia
masih memakai nya … bros itu.” Kata hiro
Setelah aku
pergi makan siang dengan kazu-chan di café biasa kami minum kopi dan makan
siang, kami pun pergi mampir ke apartemen ku untuk mengambil berkas yang
tertinggal di apartemen ku dan harus di selesaikan hari ini agar acara akhir
minggu nanti bisa pergi bersama kazu-chan. Tapi ketika kami berada di lift dan
sedang berjalan menuju kamar ku, kami bertemu dengan Asano Ei yang merupakan
teman SMA nya kazu-chan dan tinggal bertetanggaan dengan kazu-chan atau
tepatnya berada 2 apatemen dari sebelah kiriku, asano-kun terlihat sedang
membawa berkas yang sangat banyak dan tidak membawanya dengan menggunakan tas,
atau bahkan meminta tolong pada teman kantornya untuk membantu membawanya. Memang,
asano-kun yang ku kenal adalah sosok laki-laki yang sedikit kikuk dalam hal
apapun bahkan tentang perasaannya sendiri terhadap kazu-chan.
“Ei-chan! Sini
biar ku bantu” kata kazu-chan langsung menghampiri asano-kun yang terlihat
kesulitan
“kazu-chan?
Tidak, tidak apa apa aku akan bawa sendiri …” kata asano-kun
“kalau begitu
kenapa tidak memakai tas dasar bodoh.” Kata kazu-chan sambil memukul kepala
asano-kun dan mengambil setengah bawaan asano-kun Lalu kazu-chan pun
membalikkan badannya kearahku dan meminta maaf “maaf kurota-chan. Aku akan
mengantar Ei-chan ke kantor nya … tidak apa-apa kan kau berangkat sendiri?”
kata kazu-chan padaku
“ya … mau
apalagi? Asano-kun lebih memerlukan bantuanmu, pergilah … biar nanti aku
jelaskan juga pada bagian staf kalau kau akan telat” kataku
“terima kasih
banyak kurota-chan, ayo Ei-chan!” kata kazu-chan dan pergi bersama asano untuk
mengantarkan berkas itu ke kantor asano-kun yang jaraknya lumayan jauh dari
kantor kami berdua.
Aku-pun
memutarkan kepalaku kearah mereka berdua yang berjalan ber-iringan sambil
membicarakan sesuatu yang tidak kudengar. Aku tau bahwa mereka saling menyukai,
tapi asano-kun yang lamban dan tau hubungan mereka yang tidak bisa menyatu
karena perbedaan agama membuat nya tidak percaya diri untuk menyatakan
perasaannya sendiri pada kazu-chan, sedangkan kazu-chan sendiri yang hanya
menunggu sampai keberanian asano datang, membuat masalah itu menjadikan
hubungan mereka tidak maju-maju.
“perbedaan
agama yaaaah. Susah juga” kataku dan pergi menuju kamarku
“AAARRGGKKK!!!
Gue bisa gila kalau harus benar-benar lembur hari ini …” kataku dengan logat
bahasa Indonesia ku ketika sedang berada di kantorku.
“kau baik-baik
saja kurota?” kata kazu-chan yang melihat ku dari tempat kerjanya dan tidak
mengerti apa yang aku bicarakan tadi (tentu saja -_-“)
“ah! Maaf,
maaf, aku hanya bicara sendiri … aku baik-baik saja kok” kata ku dengan
cengiran super
“ingat! Kita
harus selesaikan hari ini! Dan juga hati-hati dengan logat bahasa negaramu itu,
jika ada yang mendengar nya mereka akan merasa tidak nyaman.” Kata kazu-chan
memperingatkanku
“aku tau, aku
tau” kataku lalu melanjutkan pekerjaanku
Beberapa jam
kemudian, setelah percakapan kami itu kazu-chan pun mendapatkan telepon dari
seseorang dan pergi menjauh untuk tidak menganggu diriku atau-pun yang lainnya
yang sedang lembur seperti kami berdua. Lalu setelah beberapa menit kemudian
kazu pun kembali dan buru-buru membereskan barang-barangnya.
“ada apa
kazu-chan?” Tanya ku padanya
“maaf
kurota-chan. Aku harus pergi sekarang … ibuku sedang sakit sekarang. Maaf yah” kata
kazu-chan meminta maaf padaku
“oh, Begitu
yah. Oke …” kata ku
“kalau begitu
aku pergi dulu kurota-chan, bye” kata kazu-chan sambil berlari pergi
Aku pun
berdiri dari kantorku “kirimkan salam ku untuk ibumu kazu-chan!! Semoga cepat
sembuh, aku akan sempatkan menjenguk beliau!” kataku dengan nada yang agak
tinggi
“okke!!” kata
kazu-chan sambil berlari
Aku-pun
melihat kazu yang pergi langsung teringat melihat jam berapa sekarang dan
ketika aku lihat sudah jam 11 malam. “ohh tidak. Aku benci pulang malam-malam,
sebaiknya aku juga harus cepat pulang” kataku dan merapihkan meja kantorku.
Setelah aku
memakai pakaian dinginku, aku pun memutarkan kepalaku kearah kanan dan kiri
depan kantorku, aku takut jika ada salah satu lampu jalan yang mati. Dan lagi
pula aku harus pulang sendiri Karena kazu-chan yang tidak dapat pulang
bersamaku.
“bagaimana-pun
aku harus pulang malam ini, bismillah …” kataku dan melangkahkan kakiku satu
langkah kedepan, sampai aku belum jauh dari kantorku tiba-tiba ada suara
langkah kaki yang mendekat padaku dan memanggil namaku.
“kurota-chan!”
kata seseorang di belakangku dan ketika ku melihat kebelakang ternyata adalah
salah satu teman kantor ku yang aku-pun tidak tau namanya siapa
“ehm, siapa?”
kataku sedikit bingung
“ih, jahat
sekali kau tidak kenal rekan kerjamu sendiri” kata laki-laki itu
“ahaha, maaf,
maaf, bukan itu makhsudku … aku mengenalmu tapi aku tidak tau nama-mu” kataku
“apa-apaan
seperti itu, nama itu penting tau” kata laki-laki itu “ohya, yang lebih penting
kau mau pulang sekarang?” Tanya nya
“ya, aku mau
pulang” kataku
“ayo pulang
bersama, kita satu arah kok” kata laki-laki itu
“oh, kalau
begitu aku tertolong. Aku takut jalan pulang sendiri … terima kasih banyak”
kataku sambil menundukkan kepalaku
“ah tidak …
itu hanya tugasku sebagai laki-laki lagipula aku selalu melihat mu pulang
dengan kazu-chan dan sepertinya kau kesulitan untuk pulang sendiri malam-malam”
kata laki-laki itu
“ahaha, kau
memang baik … ayo jalan.” Kataku
Aku dan
laki-laki itu pun jalan menuju pulang bersama, dan sambil membicarakan apa yang
menurutnya bagus. Aku pun menjadi mengetahui namanya yang ternyata dia bernama
Junnosuke Higuchi dari bagian dokumentasi dan sudah bekerja cukup lama di
kantor tersebut, aku memang tidak asing melihat wajahnya yang selalu ceria dan
agak rebut ketika di kantor, tapi aku tidak pernah bicara sekalipun dengannya
bahkan untuk minum kopi-pun aku tidak pernah bicara dengannya.
“kau ingat
kita pernah bertemu??” Tanya junnosuke-kun padaku
“hah? Apa
benar?? Aku tidak pernah bicara dengan mu seingat ku” tanyaku
“waktu itu kau
sedang di kereta ingat? Aku melihat mu sedang sibuk merapihkan kerudungmu yang
agak berantakan” kata junnosuke-kun
“ah! Itu …
yang membantu ku mengambil bros ku yang terjatuh itu?” kataku
“kau ingat?”
Tanya junnosuke-kun
“ya tentu
saja, hanya saja …” kataku tertahan sambil melihat junnosuke-kun dari atas
sampai bawah
“ada apa?”
Tanya junnosuke-kun
“waktu itu kau
terlihat lebih keren dibandingkan sekarang kau lebih … rapih.” Kataku
“benarkah?”
Tanya junnosuke-kun lalu menggaruk kepalanya karna malu “waktu itu aku habis
kencan dengan pacarku, jadi aku merubah penampilanku untuknya” kata
junnosuke-kun
“haha. Kau
memang laki-laki yang baik!” kataku lalu menyikut lengannya dan junnosuke-kun
terlihat malu dengan menggarukkan kepalanya seperti laki-laki jepang pada
umumnya, saat itu aku pun teringat bahwa pertemuanku dengan junnosuke-kun
sebenarnya adalah setelah pertemuan terakhir kali ku dengan hiro dan saat itu
aku masih lemas dan berdebar karena kejadian yang baru kualami.
“ohya, waktu
itu juga kau terlihat sangat berantakan kurota-chan, berbeda sekali dengan
sekarang yang terlihat cantik” kata junnosuke-kun
“hahaha, kau
ini… kalau boleh jujur waktu itu aku habis dari sekitar komplek c dan ketika
itu aku harus mengembalikan dokumen pada bos hiruka-san, tapi ditengah jalan
pulang aku diserang oleh dua orang laki-laki jahat dan hampir melakukan sesuatu
padaku” kata ku
“lalu? Apa
yang terjadi?” potong junnosuke dengan raut wajah yang cemas “ah! Tapi kau
tidak perlu ceritakan padaku jika itu membuatmu sedih”
“seperti yang
diharapkan oleh junnosuke kau baik sekali, tapi tidak apa apa kok!” kataku
Dan saat itu
aku pun bercerita dengan junnosuke-kun tentang apa yang terjadi padaku dan
orang yang telah menyelamatkanku itu, saat junnosuke-kun mendengar semua ceritaku
dia memang sering mendengar kisah jahat yang banyak terjadi di sekitar kota itu
apalagi ketika malam hari, bahkan dia pernah mendengar bahwa ada sindikat jelas
yang tersembunyi di kota tersebut, sampai di percakapan itu kami pun sampai
pada persimpangan jalan yang berbeda jalan dengan junnosuke-kun, junnosuke-kun
menawarkan akan megantarku sampai ke apaertemen, tapi aku menolak karna dari
persimpangan itu sudah dekat sampai ke apartemen ku, bahkan apartemen nya saja
sudah terlihat oleh mataku. Lalu kami-pun berpisah disana.
“junnosuke-kun
yah … dia pria yang baaa..” kataku sendiri sampai tiba-tiba ada yang membekapku
dari belakang dan menyeretku ke gang kecil di samping apartemenku. Aku melihat
siapa yang membekapku tapi tidak terlihat karna dia memakai topi hitam dan
menundukkan wajahnya, orang itu pun mengangkat tangannya dan menyentuh
kerudungku, saat aku sadar ternyata dia hanya mengambil bros ku yang berasal
dari hiro dan melepaskan ku lalu pergi.
Jantungku tak
berhenti berdetak, tapi bros itu … bros itu dari orang yang berharga bagiku,
aku pun berlari kearah laki-laki itu dan menarik jaket nya.
“kumohon
jangan ambil bros itu! Kembalikan!” kataku dengan nada yang cukup tinggi tapi
laki-laki itu tidak bergerak sedikit-pun “tolong kembalikan itu … itu benda
yang berharga bagiku …! Kumohon, jika tidak ada itu aku tidak bisa
menemukannya” kataku sambil memohon
Lalu orang
itu-pun bergerak dan memojokkanku pada tembok gang tersebut dengan menggengam
kedua tanganku agar tidak dapat bergerak. Jantungku pun berdetak sangat keras
tidak tau apa yang akan dilakukan oleh orang tersebut, tapi aku memang sangat
konyol karena aku memohon pada penjahat yang akan menjahati ku hanya demi
sebuah bros yang belum tentu menunjukkan ku pada sosok kuramat hiro itu.
“apa kau tidak
takut meminta seorang penjahat hanya demi sebuah bros? HAH?!” kata laki-laki
itu dengan nada yang sangat tinggi
Aku-pun
menangis dan tidak tau harus mengatakan apa, aku hanya bisa berdoa dalam hati
agar tidak terjadi apapun pada diriku,
“cih! Buka
matamu bodoh!” kata laki-laki itu, tapi aku tidak berani menatap laki-laki itu
sama sekali dan hanya bisa menggerakkan kepalaku ke kanan dan kiri, lalu aku
merasakan bahwa laki-laki itu melepas gengamannya pada tanganku dan kurasakan
tangan yang menjalar di pipi ku, aku memberontakan badan ku seluruhnya lalu
laki-laki itu menarik badanku ke arahnya dan memelukku erat. “buka matamu
bodoh, apa yang kau lakukan sampai memohon pada penjahat seperti ini” kata
laki-laki itu
aku-pun
mendorong pelan laki-laki itu dan melihat apa yang aku lihat dihadapanku, dan
ternyata dia adalah Kuramata Hiro-kun benar! Dia kuramata hiro-kun aku tidak
salah lagi.
“hiro-kun? Ah
tidak… kuramata-kun?” kataku sambil menggelengkan kepalaku “lalu, bagaimana
ini? Aku harus berterima kasih padamu, bagaimana kalau kita makan? Ah.. tidak,
ini sudah malam, lalu bagaimana kalau … aku belikan mu sesuatu. Kau mau apa?
Dompet? Tas? Atau sesuatu yang kau inginkan? Atau … adakah yang kau
inginkan???” kataku tanpa henti dan sedikit panik
“aku ingin
kau.” Kata hiro-kun sambil menyentuh pipiku
“A,a,maaf?”
kataku dengan sangat kaget.
“aku ingin kau
menjauhiku dan jangan mencariku kembali, lupakan soal kejadian itu, lupakan
bros yang kuberi dan lupakan soal apapun yang berhubungan denganku. Itu yang
kuinginkan” kata kuramata-kun sambil tersenyum
“apa itu benar
keinginanmu?” tanyaku sambil menatapnya dengan cemas, apa yang terjadi? Kenapa
aku harus melupakan orang yang menyalamatkanku? Bukankah itu rasa terima kasih
yang benar “ah, tidak … aku tidak akan melupakanmu, tapi aku tidak akan
mencarimu apa itu cukup? Bukankah itu cara berterima kasih yang benar? Tidak
melupakan kebaikan yang telah kau buat?” kataku
Hiro-pun
menggelengkan kepalanya ke kanan dan kiri, “tidak. Tapi aku tidak akan
memaksamu untuk tidak melupakan kebaikan itu. Karna aku hanya ingin kau
menjauhi hal-hal yang berhubungan denganku, lakukanlah segala sesuatunya
seperti biasa dan jangan mencariku, melihatku dan jangan mendekatiku ketika kau
melihatku, mengerti?” kata hiro-kun
Aku-pun
mengayunkan kepalaku keatas dan kebawah, tanda bahwa aku mengerti apa yang dia
bicarakan dan akan melaksanakan apa yang dia
katakan tadi, setelah aku menerima semua yang dia katakan ketika itu aku
melihat matanya yang menyempit dan terlihat kosong, apa itu sedih? Kataku dalam
hati, apa yang terjadi di dalam hatinya? Apa dia hanya ingin melindungiku? Dari
apa? Bukankah dia adalah ketua dari teman-temannya? Setelah aku memikirkan
banyak pertanyaan di otak ku aku menerima satu pelukan yang kurasa pelukan
akhir dari hiro-kun sampai dia pergi meninggalkanku dan tidak menemuiku lagi.
“kurasa
cukup. Kau tau … kalau bisa aku ingin menjadi baik seperti dirimu, hanya saja
itu tidak mudah bagiku. jah” kata akhir hiro-kun dan pergi meninggalkanku
sendiri di tempat itu, waktu itu.
Bersambung?
the guns beside me
CLUE :
Bisakah aku
kembali ke saat itu? Saat aku seharusnya tidak menerima semua keinginannya itu?
Karena semua
nya sama saja terjadi pada hari ini. Aku berada disini, di tengah orang-orang
ini …
ALFZHINUR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar